Facebook

header ads

Tanoto Foundation Gandeng UNDP Dukung Program SDG's di Provinsi Riau - Indonesia


Photo bersama usai pembahasan Agenda SDG's Provinsi Riau antara Team Tanoto Foundation dan BAPPEDA Provinsi Riau


Sebagai konsekuensi menjadi negara berkembang, maka Indonesia dituntut untuk mempercepat proses pembangunan, agar kualitas dan marwah kita sebagai sebuah bangsa tidak kalah jauh bersaing dengan negara lain. sebagaimana pembangunan yang kini sedang di prioritaskan adalah khususnya pada  pembangunan infrastruktur. Namun, Indonesia juga tidak boleh terlepas dari kekhususan untuk memperhatikan dampak sosial dan lingkungan. dan selama ini model pembangunan semacam ini dikenal dengan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development). Gagasan atau ide pembangunan berkelanjutan sebenarnya sudah dimulai dari awal tahun 70-an ketika berlangsungnya Konferensi PBB Tentang Lingkungan Manusia atau yang kita kenal dengan Deklarasi Stockholm 1972, dalam konferensi tersebut pembangunan berkelanjutan dipahami sebagai konsep pembangunan yang memperhatikan dan mempertimbangkan dimensi lingkungan. Memasuki abad millenium mulai dari  tahun 2000 sampai dengan tahun 2015 PBB memprogramkan suatu gagasan atau ide Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 Tujuan yang terbagi dalam 67 Target Indikator. Dimana dalam rentan waktu 15 tahun tersebut, Indonesia berhasil mencapai 49 dari 67 target indikator yang ditetapkan.
Sejak tahun 2015 berakhir, saat itulah akhir dari kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs) ditetapkan, dan negara-negara didunia pun mulai merumuskan sebuah platform berkelanjutan untuk mencapai cita-cita mulia dari MDGs tersebut, dan tercetuslah sebuah platform baru dengan terminologi baru yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) yang disahkan oleh 193 Negara pada 27 September 2015 di markas PBB, New York. dimana didalamnya memuat 17 Tujuan dan terbagi dalam 169 Target Indikator. Baik MDGs maupun SDGs pada dasarnya memiliki persamaan cita-cita. Salah satunya untuk mengentaskan kemiskinan di dunia. Namun ada hal lebih progresif yang dicantumkan di dalam SDGs yang ingin dicapai pada tahun 2030 mendatang. 
Berikut Perbedaan antara MDG's dan SDG,s

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pembangunan (UNDP/ United Nation Development Program)  pada tanggal 26 Februari 2016, telah menandatangani kesepakatan dengan Tanoto Foundation untuk mendukung implementasi agenda anti-kemiskinan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di provinsi Riau, Indonesia.

Direktur UNDP Indonesia, Christophe Bahuet dan Ketua Pengurus Tanoto Foundation Sihol Aritonang menandatangani kesepakatan tersebut dimana Tanoto Foundation akan menyediakan dana sekitar USD 220,000. Dana ini akan digunakan untuk mendukung pemerintah lokal Riau dalam membuat kebijakan dan pedoman untuk implementasi SDGs.

Bapak Christophe Bahuet menyatakan terima kasih kepada Yayasan atas kontribusi keuangan, yang akan digunakan untuk dapat memfasilitasi keberhasilan awal dalam implementasi SDGs di tingkat daerah.

“Salah satu kunci dalam pencapaian SDGs di Indonesia adalah untuk memiliki kesadaran dan keinginan yang kuat dari pemerintah daerah. Kami berharap dukungan ini akan menunjukkan dampak kesepakatan dari para pembuat kebijakan di tingkat daerah untuk mensukseskan Tujuan Pembangunan berkelanjutan”, kata Bapak Christophe Bahuet.

Bapak Sihol Aritonang mengatakan kesepakatan ini merefleksikan komitmen Yayasan untuk meningkatkan pembangunan manusia dan mengakhiri kemiskinan di Indonesia.

“Tanoto Foundation didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto untuk mendukung penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Poverty adalah isu antar generasi. Program kami dirancang dan diimplementasi secara holistik untuk mendukung penanggulangan kemiskinan dari berbagai dimensi. Pilar pertama program kami adalah Pendidikan, dalam hal ini peningkatan mutu dan akses pendidikan. Pilar ke dua adalah Pemberdayaan masyarakat. Jika Pendidikan diarahkan untuk anak-anak, maka sasaran program Pemberdayaan adalah orang tua dari anak-anak tersebut, agar pendapatan mereka meningkat. Pilar ke tiga adalah Peningkatan Kualitas Hidup, misalnya penyediaan air bersih atau pelayanan kesehatan untuk masyarakat umum. Upaya-upaya ini berkaitan erat dengan Sustainable Development Goals,” kata Bapak Sihol.

Tahun lalu dalam pertemuan puncak PBB, para pemimpin dunia mengadopsi ambisi dari SDGs yang mengatur jalannya agenda pembangunan global sampai tahun 2030. Ini termasuk komitmen untuk mengatasi kemiskinan, mengurangi kesenjangan, melindungi lingkungan dan menyebarkan perdamaian serta keadilan, dan UNDP berada pada baris paling depan dalam implementasinya.

Penandatanganan kesepakatan dengan Tanoto Foundation muncul sebagai perayaan ulang tahun UNDP yang ke-50. Selama lima dekade UNDP telah mendukung negara-negara di seluruh dunia untuk menghapus kemiskinan dan untuk membantu masyarakat membangun hidup yang lebih baik. Di Indonesia dalam mendukung agenda SDGs, UNDP bekerja dengan pemerintah pada level pusat dan daerah, serta dengan banyak mitra lain dalam mendukung pembangunan nasional. Fokus pekerjaan UNDP adalah untuk mengurangi kemisikinan dan kesenjangan, mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan, mengkonsolidasi demokrasi dan akses untuk keadilan dan mendukung kesepakatan Indonesia dalam isu global.


Post a Comment

0 Comments