![]() |
Photo bersama usai pembahasan Agenda SDG's Provinsi Riau antara Team Tanoto Foundation dan BAPPEDA Provinsi Riau |
Sebagai konsekuensi menjadi negara berkembang, maka Indonesia dituntut untuk mempercepat proses pembangunan, agar kualitas dan marwah kita sebagai sebuah bangsa tidak kalah jauh bersaing dengan negara lain. sebagaimana pembangunan yang kini sedang di prioritaskan adalah khususnya pada pembangunan infrastruktur. Namun, Indonesia juga tidak boleh terlepas dari kekhususan untuk memperhatikan dampak sosial dan lingkungan. dan selama ini
model pembangunan semacam ini dikenal dengan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development). Gagasan atau ide pembangunan berkelanjutan sebenarnya sudah
dimulai dari awal tahun 70-an ketika berlangsungnya Konferensi PBB Tentang Lingkungan Manusia atau yang kita kenal dengan Deklarasi Stockholm 1972,
dalam konferensi tersebut pembangunan berkelanjutan dipahami sebagai konsep
pembangunan yang memperhatikan dan mempertimbangkan dimensi lingkungan.
Memasuki abad millenium mulai dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2015
PBB memprogramkan suatu gagasan atau ide Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 Tujuan yang terbagi dalam 67 Target Indikator. Dimana dalam rentan waktu 15 tahun tersebut, Indonesia berhasil mencapai 49 dari 67 target indikator yang ditetapkan.
Sejak tahun 2015
berakhir, saat itulah akhir dari kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs) ditetapkan,
dan negara-negara didunia pun mulai merumuskan sebuah platform berkelanjutan
untuk mencapai cita-cita mulia dari MDGs tersebut, dan tercetuslah sebuah platform baru
dengan terminologi baru yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) yang disahkan oleh 193 Negara pada 27 September 2015 di markas PBB, New York. dimana didalamnya memuat 17 Tujuan dan terbagi dalam 169 Target Indikator. Baik MDGs maupun
SDGs pada dasarnya memiliki persamaan cita-cita. Salah satunya untuk
mengentaskan kemiskinan di dunia. Namun ada hal lebih progresif yang
dicantumkan di dalam SDGs yang ingin dicapai pada tahun 2030 mendatang.
Berikut Perbedaan antara MDG's dan SDG,s
Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa untuk Pembangunan (UNDP/ United Nation Development
Program) pada tanggal 26 Februari 2016, telah menandatangani kesepakatan dengan Tanoto Foundation
untuk mendukung implementasi agenda anti-kemiskinan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) di provinsi Riau, Indonesia.
Direktur UNDP
Indonesia, Christophe Bahuet dan Ketua Pengurus Tanoto Foundation Sihol
Aritonang menandatangani kesepakatan tersebut dimana Tanoto Foundation akan
menyediakan dana sekitar USD 220,000. Dana ini akan digunakan
untuk mendukung pemerintah lokal Riau dalam membuat kebijakan dan pedoman untuk
implementasi SDGs.
Bapak Christophe
Bahuet menyatakan terima kasih kepada Yayasan atas kontribusi keuangan, yang
akan digunakan untuk dapat memfasilitasi keberhasilan awal dalam implementasi
SDGs di tingkat daerah.
“Salah satu kunci
dalam pencapaian SDGs di Indonesia adalah untuk memiliki kesadaran dan
keinginan yang kuat dari pemerintah daerah. Kami berharap dukungan ini akan
menunjukkan dampak kesepakatan dari para pembuat kebijakan di tingkat daerah
untuk mensukseskan Tujuan Pembangunan berkelanjutan”, kata Bapak Christophe
Bahuet.
Bapak Sihol
Aritonang mengatakan kesepakatan ini merefleksikan komitmen Yayasan untuk
meningkatkan pembangunan manusia dan mengakhiri kemiskinan di Indonesia.
“Tanoto Foundation
didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei
Tanoto untuk mendukung penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Poverty adalah
isu antar generasi. Program kami dirancang dan diimplementasi secara holistik
untuk mendukung penanggulangan kemiskinan dari berbagai dimensi. Pilar pertama
program kami adalah Pendidikan, dalam hal ini peningkatan mutu dan akses
pendidikan. Pilar ke dua adalah Pemberdayaan masyarakat. Jika Pendidikan
diarahkan untuk anak-anak, maka sasaran program Pemberdayaan adalah orang tua
dari anak-anak tersebut, agar pendapatan mereka meningkat. Pilar ke tiga adalah
Peningkatan Kualitas Hidup, misalnya penyediaan air bersih atau pelayanan
kesehatan untuk masyarakat umum. Upaya-upaya ini berkaitan erat dengan
Sustainable Development Goals,” kata Bapak Sihol.
Tahun lalu dalam
pertemuan puncak PBB, para pemimpin dunia mengadopsi ambisi dari SDGs yang
mengatur jalannya agenda pembangunan global sampai tahun 2030. Ini termasuk
komitmen untuk mengatasi kemiskinan, mengurangi kesenjangan, melindungi
lingkungan dan menyebarkan perdamaian serta keadilan, dan UNDP berada pada
baris paling depan dalam implementasinya.
Penandatanganan
kesepakatan dengan Tanoto Foundation muncul sebagai perayaan ulang tahun UNDP
yang ke-50. Selama lima dekade UNDP telah mendukung negara-negara di seluruh
dunia untuk menghapus kemiskinan dan untuk membantu masyarakat membangun hidup
yang lebih baik. Di Indonesia dalam mendukung agenda SDGs, UNDP bekerja dengan
pemerintah pada level pusat dan daerah, serta dengan banyak mitra lain dalam
mendukung pembangunan nasional. Fokus pekerjaan UNDP adalah untuk
mengurangi kemisikinan dan kesenjangan, mitigasi dan adaptasi perubahan
lingkungan, mengkonsolidasi demokrasi dan akses untuk keadilan dan mendukung
kesepakatan Indonesia dalam isu global.
0 Comments